Sirih merah adalah tanaman
hias dari family Piperaceae, yang tumbuh merambat dan sosoknya mirip tanaman
lada. Tanaman inimudah tumbuh dan mudah untuk dikembangbiakkan. Secara empiris
sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti kanker rahim,
kanker payudara, TBC, diabetes melitus, hepatitis, batu ginjal,
menurunkan kolesterol,mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver,
radang prostat, radang mata , ambeien, keputihan, maag, obat eksim, obat sakit
gigi, sariawan, penyakit kelaminkelelahan, bau badan, nyeri sendi dan
memperhalus kulit serta bersifat antiseptik (Syariefa, 2006).
Kandungan kimia tanaman
sirih merah belum diteliti secara detil. Menurut bambang sudewo daun sirih
merah mengandung flavonoid, senyawa polifenolat, tanin, dan minyak atsiri
(Sudewo, 2006).
Isolasi senyawa flavonoid dari daun sirih merah (Piper betle L. Var Rubrum) dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol yang cocok untuk ekstraksi kebanyakan flavonoid. Pemisahan dan pemurnian komponen-komponen senyawa flavonoid dilakukan dengan kromatografi lapis tipis kualitatif dan preparatif. Identifikasi senyawa-senyawa flavonoid dilakukan dengan spektrofotometri UV-Vis dan diperkuat dengan pereaksi geser serta didukung dengan spektrum IR.
Isolasi senyawa flavonoid dari daun sirih merah (Piper betle L. Var Rubrum) dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol yang cocok untuk ekstraksi kebanyakan flavonoid. Pemisahan dan pemurnian komponen-komponen senyawa flavonoid dilakukan dengan kromatografi lapis tipis kualitatif dan preparatif. Identifikasi senyawa-senyawa flavonoid dilakukan dengan spektrofotometri UV-Vis dan diperkuat dengan pereaksi geser serta didukung dengan spektrum IR.
Identifikasi flavonoid
Sebagian besar senyawa flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosidanya, dimana unit flavonoid terikat pada suatu gula. Glikosida adalah kombinasi antara gula dan suatu alcohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya, ikatan glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alcohol beradisi kepada gugus karbonil dari gula, sama seperti adisi alcohol kepada aldehid yang dikatalis oleh asam menghasilkan suatu asetal.
Pada hidrolisis oleh asam, suatu glikosida terurai kembali atas komponen-komponennya menghasilkan gula dan alcohol yang sebanding dan alcohol yang dihasilkan ini disebut aglokin. Residu gula dari glikosida flavonoid alam adalah glukosa tersebut masing-masing disebut glukosida, ramnosida, galaktosida dan gentiobiosida.
Identifikasi Dengan Spektrometri Infra merah
Isolat hasil KLT preparatif yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid. berdasarkan identifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis diuapkan pelarutnya. Sebanyak 2 mg isolat pekat dicampurkan dengan 2 mg KBr, dikeringkan.kemudian dianalisis dengan spektrofotometer FTIR merk varian 1000 scimitar
series dengan spesifikasi kondisi alat sebagai berikut :
• Scan : 32 det/scan
• Resolusi : 4
• Bilangan gelombang : 4000 – 400 cm-1
• Tekanan : 80 Torr
Metode yang biasa digunakan dalam mengisolasi senyawa flavonoid adalah dengan mengekstrak jaringan segar dengan metanol,Terhadap bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua tahap. Pertama dengan metanol:air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam. Penyaringan dengan corong buchner, lalu kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3 volume mula-muIa, atau sampai semua metanol menguap dengan ekstraksi menggunakan pelarut heksan atau kloroform (daIam corong pisah) dapat dibebaskan dari senyawa yang kepolarannya rendah, seperti lemak, terpen, klorofil, santifil.
ldentifikasi Dengan Reaksi warna
Uji WILSTATER
Uji ini untuk mengetahui senyawa yang mempunyai inti δ benzopiron. Warna-warna yang dihasilkan dengan reaksi Wilstater adalah sebagai berikut:
- Jingga Daerah untuk golongan flavon.
- Merah krimson untuk golongan fLavonol.
- Merah tua untuk golongan flavonon.
Sebagian besar senyawa flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosidanya, dimana unit flavonoid terikat pada suatu gula. Glikosida adalah kombinasi antara gula dan suatu alcohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya, ikatan glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alcohol beradisi kepada gugus karbonil dari gula, sama seperti adisi alcohol kepada aldehid yang dikatalis oleh asam menghasilkan suatu asetal.
Pada hidrolisis oleh asam, suatu glikosida terurai kembali atas komponen-komponennya menghasilkan gula dan alcohol yang sebanding dan alcohol yang dihasilkan ini disebut aglokin. Residu gula dari glikosida flavonoid alam adalah glukosa tersebut masing-masing disebut glukosida, ramnosida, galaktosida dan gentiobiosida.
Identifikasi Dengan Spektrometri Infra merah
Isolat hasil KLT preparatif yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid. berdasarkan identifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis diuapkan pelarutnya. Sebanyak 2 mg isolat pekat dicampurkan dengan 2 mg KBr, dikeringkan.kemudian dianalisis dengan spektrofotometer FTIR merk varian 1000 scimitar
series dengan spesifikasi kondisi alat sebagai berikut :
• Scan : 32 det/scan
• Resolusi : 4
• Bilangan gelombang : 4000 – 400 cm-1
• Tekanan : 80 Torr
Metode yang biasa digunakan dalam mengisolasi senyawa flavonoid adalah dengan mengekstrak jaringan segar dengan metanol,Terhadap bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua tahap. Pertama dengan metanol:air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam. Penyaringan dengan corong buchner, lalu kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3 volume mula-muIa, atau sampai semua metanol menguap dengan ekstraksi menggunakan pelarut heksan atau kloroform (daIam corong pisah) dapat dibebaskan dari senyawa yang kepolarannya rendah, seperti lemak, terpen, klorofil, santifil.
ldentifikasi Dengan Reaksi warna
Uji WILSTATER
Uji ini untuk mengetahui senyawa yang mempunyai inti δ benzopiron. Warna-warna yang dihasilkan dengan reaksi Wilstater adalah sebagai berikut:
- Jingga Daerah untuk golongan flavon.
- Merah krimson untuk golongan fLavonol.
- Merah tua untuk golongan flavonon.
http://www.seputarduniawanita.com/2011/10/khasiatdanmanfaatsirihmerah.html
Pada artikel diatas untuk mengisolasi senyawa flavonoid adalah dengan methanol-air. ekstraksi dilakukan dalam dua tahap. Yaitu dengan metanol:air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1)
BalasHapusMasalah :
Mengapa pada mengisolasi senyawa flavonoid dilakukan dengan dua tahap dengan methanol-air dengan perbandingan yg berbeda?
menurut saya
BalasHapusmungkin pada tahap pertaman belum terbukti adanya senyawa flavonoid pada hasil ekstrak tersebut sehingga perlu adanya tahap ke dua masih dengan menggunakan pelarut methanol-air. Perbandingan antara methanol-air pada tahap pertama dan ke dua sungguh sangat berbeda karena dimana pada tahap pertama perbandingan antara methanol-air yaitu 9:1,methanol lebih banyak digunakan dari pada air sehingga menyebab kan belum teridentifikasi adanya senyawa flavonoid,maka dari itu pada tahap ke dua perlu menambahkan lagi pelarut metanol-air dgn perbandingan yg sama yaitu 1:1.dan akan terdapat hasil nya.
terimaksih semoga membantu anda.
Sedikit menambahkan perbandingan methanol yang berbeda dikarenakan ekstraksi methanol kental yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan( 9;1) belum dapat melarutkan sejumlah kecil ekstrak kental setiap fraksi untuk mendeteksi adanya flavanoid tetapi setelah dilakukan dengan perbandingan 1;1 baru dapat dideteksi adanya flavanoid
BalasHapus