Selasa, 25 Desember 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER


MATA KULIAH       : KIMIA BAHAN ALAM
SKS                             : 2
DOSEN                      : Dr. Syamsurizal, M.Si
WAKTU                     : 22-29 Desember 2012

NAMA                        : LILI SUSANTI
NIM                            : RRA1C110015
PRODI                        : PENDIDIKAN KIMIA

PETUNJUK : Ujian ini open book. Tapi tidak diizinkan mencontek, bilamana ditemukan, maka anda dinyatakan GAGAL. Jawaban anda diposting di bolg masing-masing.

1. Jelaskan dalam jalur biosintesis triterpenoid, identifikasilah faktor-faktor penting yang sangat menentukan dihasilkannya triterpenoid dalam kuantitas yang banyak.

2. Jelaskan dalam penentuan struktur flavonoid, kekhasan signal dan intensitas serapan dengan menggunakan spektrum IR dan NMR. Berikan dengan contoh sekurang-kurangnya dua struktur yang berbeda.

3. Dalam isolasi alkaloid, pada tahap awal dibutuhkan kondisi asam atau basa. Jelaskan dasar penggunaan reagen tersebut, dan berikan contohnya sekurang-kurangnya tiga macam alkaloid.

4. Jelaskan keterkaitan diantara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur senyawa bahan alam . Berikan contohnya.

Jawaban:

1. Jalur pada biosentesi triterpenoid bermula dari asetil koenzim A melakukan kodensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagai mana ditemukan pada asam mevalinat, dan terjadi reaksi selanjutnya berupa reaksi fosforilasi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan isopentenil piroposfat(IPP)  yang selanjutnyaa berisomerisasi menjadi dimetil alil pirofosfat (DMAPP) oleh enzim isomerasi.
IPP yang dimana merupakan unit isopern aktif bergabung dengan DMAPP antara kepala dan ekor ini terjadi disebabkan oleh serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion piro fosfat yang menghasilkan geranil. setelah itu maka terbentuklah aqualane triterpenoid yang mana mengalami penataan struktur seperti gambar di bawah ini :
 


 

Faktor - faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya hasil dari triterpenoid adalah faktor metode isolasinya salah satunya dimana banyak sekali metode isolasi yang ada. untuk menghasilka triterpenoid, yang mana metode isolasi merupakn faktor penting untuk menghasilkan jumlah atau hasil dari triterpenoid itu sendiri. salah satu metode yang banyak menghasil triterpenoid adalah metode ekstraksi soxhlet, yang mana dengan metode perendaman dan pemanasan yang menyebabkan perbedaan tekanan menimbulkan pecahnya dinding dan membran sel kemudian pemanasan yang terjadi menimbulkan penguapan dan pengembunan terjadi setelah melewati pendingin udara sehingga uap tersebut menempel pada dinding pipa dan terjadi serkulasi, serkulasi berulang inilah yang menyebabkan hasil dari ekstrak triterpenoid itu banyak.

2. Ciri khas pada penentuan falvonoid dengan IR dan NMR adalah berdasarkan spectrumnya yang khas dimana terdiri atas 2 maksimal pada rentang 240 - 280 nm(pita II) dan 300 - 550 nm (pita I) kedudukan yang tepat dan kekuatan nisbi maksimal tersebut memberikan informasi yang berharga mengenai sifat flavonoid dan pola oksigenasi. ciri khas dalam spektrum tersebut adalah memberikan puncak relatif rendah pada pita I untuk flavonoid golongan hidroflavon dan isoflavon dan untuk antosianin dan khalkon memberikan puncak yang relatif  tinggi.

Spektrum RMI 1H terlihat terutama di daerah 0 10 ppm medan bawah dari sinyal acuan tetrametilsilan (yang berdasarkan perjanjian ditetapkan pada 0 ppm). Hanya proton yang menghasilkan sinyal (beresonansi) di daerah ini dan proton yang secara kimia sama memberikan sinyal yang sama. Ukuran sinyal (integrasi) berbanding lurus dengan jumlah proton yang menghasilkan sinyal6. Pada identifikasi flavanoid Spektroskopi Resonansi Magnet Inti (RMI1H)digunakankhasuntuk:

a.   Penentuan pola oksigenasi (pada ketiga lingkar)

b.   Penentuan jumlah gugus metoksi (dan kedudukannya)

c.   Pembedaan isoflavon, flavonon, dan dihidroflavonol

d.   Penentuan jumlah gula yang ada (dan penentuan apakah ikatannya α – atau β )
e.   Pendeteksian rantai samping hidrokarbon seperti –CH3 yang terikat pada C dan prenil yang terikat pada C (atau O).
seperti gambar struktur di bawah ini :
 
                                 Isoflavon

Antosianin

Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa ini terdiri dari lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa ditemukan dalam kandungan tumbuhan. Flavonoid juga dikenal sebagai vitamin P dan citrin, dan merupakan pigmen yang diproduksi oleh sejumlah tanaman sebagai warna pada bunga yang dihasilkan.
Spektrum IR yang direkam pada spektrometer IR-470 Shimadzu. 1H dan 13C-NMR spektra tercatat sebesar 300 dan 75 MHz, masing-masing, pada instrumen AM Bruker 300 dan TMS digunakan sebagai internal. Standar 1H dan 13C - NMR spektrum diperoleh dalam campuran CDCl3 dan CD3OD sebagai pelarut.
 
Flavonoid diperoleh dalam bentuk padatan amorf. 


Kekhasan sinyal spektrum IR:
Bila ikatan-ikatan pada atom flavonoid  bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara periodik berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan perubahan vibrasi. Dan bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul-molekulnya dapat menyerap (mengabsorbsi) energi dan terjadilah transisi diantara tingkat vibrasi dasar (ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state). Pengabsorbsian energi ini pada berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh spektrometer infra merah. Spektrum infra merah yang akan memberikan informasi penting tentang gugus fungsional dari flavonoid tersebut.

·    Intensitas serapan IR :
Dalam spektrofotometri infra merah panjang gelombang dan bilangan gelombang adalah nilai yang digunakan untuk menunjukkan posisi dalam spektrum serapan.
Dimana pada senyawa flavonoid tersebut intensitas serapannya adalah ditampilkan hidroksil pada (3227 cm-1) dan (1628 cm-1).


·    Kekhasan sinyal dengan spektrum NMR:
Pergeseran kimia proton dalam gugus metil sekitar 1 ppm apappun struktur bagian lainnya. Dalam hal spektra 1H NMR, intensitas sinyal terintegrasi sebanding dengan jumlah inti yang relevan dengan sinyalnya. Hal ini akan sangat membantu dalam penentuan struktur flavonoid.
Dimana spektrum 1H-NMR resonansi mengungkapkan karakteristik proton aromatik seperti H-2, 6 (δ 8,25, m, 2H), H-5 (δ 8,15, d, J = 8.2Hz, 1H), H- 7 (δ 7,82, m, 1H), H- 8 (δ 7,78, d, J = 8.2Hz, 1H), H-3, 5 (δ 7.59, m, 2H), H-4 (δ 7,53, m, 1H), dan H-6 (δ 7,50, m, 1H). Sebuah sinyal hidroksil khas di δ9.68 ppm juga diamati. Spektrum 13C-NMR menunjukkan 15 sinyal sesuai dengan sembilan-CH-dan enam karbon kuaterner. 13C-NMR menunjukkan adanya karbon karbonil, yang menunjukkan sinyal pada δ172.99 (C-4).

·    Intensitas serapan spektrum NMR :
Pada kondisi yang sesuai sampel senyawa flavonoid dapat mengadsorbsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio , pada radio yang bergantung dari sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi puncak absorsi versus intensitas puncak memberikan suatu spektrum NMR
Contoh:
A.          Spektrum IR antosianin Antosianin




 
B.           Spektrum NMR Isoflavon


 



3.    Pada tahap awal isolasi alkaloid dibutuhkan kondisi asam karena dengan penambahan asam organik maka ekstrak akan menghasilkan garam atau penambahan asam berguna untuk mengikat alkaloid dengan garam nya. Penambahan basa berguna untuk membebaskan ikatan garam menjadi alkaloida yang bebas.
Contohnya :
a.                   Isolasi alkaloid dilakukan dengan metode ekstraksi. Bahan tanaman, terutama biji dan daun sering banyak mengandung lemak, lilin yang sangat nonpolar. Karena, senyawa-senyawa tersebut dipisahkan dari bahan tanaman sebagai langkah awal dengan cara pelarutan dengan petrolium eter. Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam petrolium eter. Namun, ekstrak harus selalu dicek untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan salah satu pereaksi pengendap alkaloid. Bila sejumlah alkaloid larut dalam pelarut petrolium eter, maka bahan tanaman pada awal ditambahkan dengan asam untuk mengikat alkaloid sebagai garam nya. Prosedurini telah digunakan untuk mengekstrak ergotamin dari cendawan ergot.

b.                        prinsip pengerjaan dengan azas keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat dari pada alkaloida tadi. Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloid pada umumnya kurang stabi. Pada pH tnggi ada kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas. Bahan tumbuhan dapat dibebaskan dengan natrium karbonat.

c.                   Nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstraksim dengan pelarut organik, sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal di dalam air. 
                             tiroksin                                                          triftopan



          




























4. sangat terkait antara biosentesis pada kimia bahan alam dan metode isolasi dari biosentesi kita mengetahui bagaimana suatu senyawa dihasilkan dan dengan metode isolasi kita dapat mendapatkan senywa yang kita inginkan dengan mengisolasi suatu bahan yang mengandung senyawa yang kita ingin hasilkan dengan penentuan struktur senyawa fungsinya agar kita mengetahui apakah senyawa tersebut memiliki struktur yang sama dengan biosentesisnya.
Biosintesis merupakan pembentukkan molekul alami yang terjadi di dalam sel dari molekul lain yang kurang rumit strukturnya, melalui reaksi endeorganik. Sedangkan jalur biosintetis dapat diartikan sebagai urutan atau proses yang di dalamnya terdiri atas tahap-tahap pembentukkan dari senyawa yang sederhana menjadi senyawa kompleks. Proses biosintesis akan berlangsung sangat kompleks, tergantung dari macam enzim yang tersedia sehingga tumbuhan sejenis yang tumbuh di daerah yang berbeda sangat memungkinkan untuk mempunyai jalur pembentukkan metabolit tertentu yang tidak identik.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Metode isolasi yang tepat tidak akan merusak struktur senyawa yg ingin diisolasi, sehingga pada saat penentuan struktur dapat diketahui dengan jelas struktur senyawa tersebut. Metode isolasi dapat dilakukan dengan tepak dan baik jika kita mengetahui jalur biosintesis senyawa yang ingin diisolasi. Sehingga kita mengetahui keadaan fisik maupun kimianya.
Contonhya alkaloid, pada biosintesis diketahui bahwa alkalioid umumnya bersifat basa, sehingga pada isolasinya harus digunakan dalam suasana basa dan penambahan asam agar terbentuk garam dan mudah isolasi. Tanpa harus merubah dan merusak struktur dari alkaloid tersebut.


metanol . Ekstrakhasil maserasi diasankan dengan HCL (pH<2) ditambahkan NH4OH pekat diatur pH 9-13 , terbentuk endapan ,dikeringkan lalu diekstraksi dengan Khloroform ,dipisahkan diambil larutan,dipekatkanhingga diperoleh ekstrak kasar alkaloida , Lalu dianalisis secara khromatografi lapis tipis dan disolasi dengankhromatografi kolom menggunakan fasa diam silika gel 60 G Kemudian dielusi dengan metanol 100 %dandilanjutkan dengan campuran Metanol : Khloroform (`18 :2) – (v/v).
Kristal yang diperoleh berbentuk jarum Warna Kuning Kecoklatan dan direkristalisasi dengan metanol :Khloroform , titik lebur yang diperoleh 293 – 295 oC
Dan kristal yang diperoleh berbentuk jarum warna kuning kecoklatan dan direkristalisasi dengan metanol laludengan khloroform . jumlah kristal yang diperoleh banyaknya 59 mgram dan di identifikasi kristal dilakukandengan menggunakan spektroskopi Inframerah dan Resonansi Magnit Inti Proton (1H –NMR)

 Salah satu tumbuhan berkhasiat dan digunakan sebagai obat adalah tumbuhan Jambu Keling (Eugenia Cumini (L) Druce). Tumbuhan Jambu keling ini seing digunakan sebagai obat penambah darah, peluruh air
 kencing, obat untuk diabetes, obat luka sakit perut dan juga pecah-pecah dalam lidah. Dengan melakukan metode pemisahan, uji sifat fisika dan kimia serta analisis gugus fungsi dengan alat spektrofometer infra merah serta analisa pergeseran proton – proton dengan alat spektrofotometer 1H-NMR.
Uji Pendahuluan
Bagian tumbuhan Jambu Keling (Eugenia cumini (L.) Druce) bagian dari daun dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui kandungan senyawanya.
Destruksi
Bagian daun tumbuhan jambu Keling (Eugenia cumini (L.) Druce) didestruksi basah dengan HCl dalam metanol sebesar 2M kemudian dinetralisasi dengan penambahan basa NH4OH dan terjadi padatan berupa endapan.
Ekstraksi
Endapan dikeringkan dan diektraksi dan direndam dalam khloroform dan dipekatkan dengan alat rota-evaporator.
Pemisahan dan Pemurnian
Ekstrak pekat khloroform (2 g) dikhromatografi kolom dengan fasa diam silika gel 60 sebanyak 60 gram dengan fasa gerak khloroform: metanol dengan menaikkan kepolaran bertingkat. Fraksi yang keluar kolom khromatografi ditampung menggunakan vial serta dimonitor dengan khromatografi lapis tipis. Fraksi dengan Rf yang sama dan positip dengan pereaksi Maeyer yang ditandai dengan munculnya warna putih, digabung selanjutnya, diuapkan pelarutnya kemudian fraksi ini direkristalisasi untuk memperoleh kristal murni.
Karakterisasi Senyawa Hasil Isolasi
Terhadap kristal hasil isolasi dilakukan analisis Spektroskopi IR, 1H- NMR dan 13C- NMR dan penentuan titik leleh untuk menentukan senyawa hasil isolasi.
 
HASIL DAN PEMBAHASAN
 

Dari hasil destruksi dan netralisasi dan didapat padatan lalu pemisahan dan pemurnian serbuk daun jambu Keling (Eugenia cumini (L.) Druce) diperoleh kristal berwarna kuning dengan titik leleh 293 oC – 295 oC. Analisa Spektrum IR (Gambar 1). Pada daerah paling utama dari senyawa alkaloid munculnya bilangan gelombang 1635,78 cm-1 dengan puncak tajam menunjukkan serapan kharakteristik N-C = C dari rentangan -C=C atau vinil serta bilangan 1541,26 –1508,47 cm–1 dengan puncak lemah menunjukkan serapan kharakteristik –NH3, NH2 dari –NH+ sedangkan pada bilangan gelombang 3443,25 cm-1 dengan puncak melebar menunjukkan adanya vibrasi O-H dengan puncak tajam menunjukkan vibrasi C=O pada bilangan gelombang 2959,07 cm-1.

 
Analisa spektrum 1H-NMR (Gambar 2) terlihat adanya pergeseran kimia 1,18 – 1,28 ppm multiplet –CH3, pergeseran kimia pada daerah 1,97 –2,07 ppm terdapat
puncak kuartet ini menunjukkan adanya proton dari karbon CH3 –(C=C) pergeseran kimia 3,29 –5,41 ppm merupakan puncak multiplet ini menunjukkan proton yang terikat pada atom N, H(N)-aromatis dan juga pada 6,14 ppm adanya atom N yang terjadi pada senyawa alkaloid.
KESIMPULAN
Isolasi daun tumbuhan jambu keling (Eugenia Cumini (L.) Druce). Mengandung senyawa alkaloida dan diperoleh kristal berwarna kuning berbentuk jarum dan mempunyai titik Lebur 2930 – 2950 C. yang diduga strukturnya mirip golongan indol alkaloid.