Kamis, 08 November 2012

UJIAN MID SEMESTER



    1.Jelaskan bagaimana hubungan struktur dan kereaktifan beberapa senyawa yang anda kenal terhadap suatu penyakit tertentu?
Jawaban :
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani anthos , bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru . Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel epidermis. Sebagian besar flavonoid terhimpn di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola. 
flovonoid tersusun dari dua cincin aromatis yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3) sehingga membentuk suatu  susunan C6-C3-C6 .

Kerangka flavonoid :




Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning jeruk, dan merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang, bunga, herba, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat herbal. Senyawa ini berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta kualitas nutrisi makanan. Tumbuhan umumnya hanya menghasilkan senyawa flavonoid tertentu. Keberadaan flavonoid pada tingkat spesies, genus atau familia menunjukkan proses evolusi yang terjadi sepanjang sejarah hidupnya. Bagi tumbuhan, senyawa flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap hama, penyakit, herbivori, kompetisi, interaksi dengan mikrobia, dormansi biji, pelindung terhadap radiasi sinar UV, molekul sinyal pada berbagai jalur transduksi, serta molekul sinyal pada polinasi dan fertilitas jantan.bersifat negatif (menghambat) maupun bersifat positif (menstimulasi).


Fungsi

Antosianin dan flavonoid lainnya menarik perhatian banyak ahli genetika karena ada kemungkinan untuk menghubungkan berbagai perbedaan morfologi di antara spesies yang berkerabat dekat dalam satu genus misalnya dengan jenis flavonoid yang dikandungnya. Flavonoid yang terdapat di spesies yang berkerabat dalam satu genus memberikan informasi bagi ahli taksonomi untuk megelompokkan dan menentukan garis evolusi tumbuhan itu.
Cahaya khususnya panjang gelombang biru meningkatkan pembentukan flavonoid dan flavonoid meningkatkan resistensi tanaman terhadap radiasi UV.
Quercetin dan myricetin, merupakan jenis flavonoid yang melindungi sel Caco-2 yang terdapat pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan bersifat antioksidan yang melindungi kolonosit dari stress oksidatif.
Contoh penyakit :
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia.
Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan.
Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit.
Khasiat Kulit Manggis Untuk Mengatasi Diabetes Melitus
Manfaat kulit manggis untuk diabetes disini adalah untuk mengurangi resistensi insulin pada penderita diabetes. Xanthone dan flavonoid yang terdapat di dalam dalam kulit manggis bersifat antioksidan.
Antioksidan ini melindungi serta mencegah sel beta pankreas rusak akibat radikal bebas. Sel tersebut akan mengalami regenerasi sehingga kembali memproduksi insulin yang cukup untuk menurunkan gula darah. Sebagai senyawa antioksidan yang sangat diperlukan oleh tubuh, maka ekstrak kulit manggis pun berkhasiat sebagai anti radang, anti bakteri, dan juga sebagai anti kanker. Pada penderita diabetes, organ pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin secara normal.
Manfaat kulit manggis sebagai penurun kadar gula dalam darah sangat berkaitan erat dengan penyakit diabetes atau biasa disebut dengan istilah kencing manis. Seperti telah dijelaskan di atas, ekstrak kulit manggis mengandung zat yang bernama xanthone yang dapat berfungsi untuk mengurangi terjadinya resistensi insulin yang terjadi pada diabetes tipe 2.

2. Uraikanlah dan berikan contoh dimana letak peran penting suatu metabolit sekunder dalam suatu tumbuh-tumbuhan?
Jawaban :
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolityang tidak esensial bagi pertumbuhan organismedan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya.Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan padasatuspesiesdalam suatukingdom.Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasihamadan penyakit,menarik  polinator .
   Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain di sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti: quinon, flavonoid, tanin, dll)  yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. 
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya.
Produksi berberin dari Coptis japonica. 
Sedikitnya senyawa metabolit sekunder yang telah diproduksi secara komersial antara lain disebabkan oleh masih rendahnya kuantitas produksi senyawa tersebut dalam kultur jaringan tanaman. Oleh karena itu, tujuan produksinya melalui kultur jaringan adalan untuk memproduksi sel, kalus atau embrio somatik yang dapat memproduksi senyawa metabolir sekunder dalam kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan produksinya pada tanaman. Beberapa contoh perbandingan produksi senyawa metabolit sekunder melalui kultur jaringan dengan isolasi di daun antara lain penigkatan kadar kurkumin pada tanaman kunyit dan temulawak (Eigner, 1999). 

Senyawa Kurkumin pada tanaman Kunyit dan Temulawak 

Kunyit (Curcuma domestica Val ) dan temulawak (Curcuma xanthorhiza Val) merupakan tanaman obat potensial penghasil kurkumin. Selain sebagai bahan baku obat, dapat juga digunakan sebagai bumb dapur dan zat pewarna alami. Rimpangnya sangat bermanfaat sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan darah, obat cacing, obat asma, penambah darah, mengobati sakit perut, penyakit hati, karminatif stimulant, gatal-gatal, gigitan serangga, diare dan rematik. Kandungan utama didalamnya salah satu yaitu kurkumin (Rahardjo dan Rostiana, 2004). Kunyit mengandung 3-4% kurkumin, terdiri atas kurkumin I 94%, kurkumin II 6%, dan kurkumin III 0,3% (Chattopadhyay et al, 2004). 


                      
                                 
Kurkumin merupakan salah satu produk senyawa metabolit sekunder dari tanaman Zingiberaceae, khusunya kunyit dan temulawak yang telah dimanfaatkan dalam industry farmasi, makanan, farfum dan lain-lain (Joe et al. 2004). Senyawa kurkumin ini, seperti halnya senyawa kimia lain seperti antibiotic, alkaloid, steroid, minyak atsiri, resin, fenol yang merupakan hasil dari metabolit sekunder suatu tanaman (Indrayanto, 1987). 
Metabolit sekunder seperti kurkumin dari tanaman kunyit dan temulawak dapat dibentuk dengan cara menginduksi jaringan tanaman pada media yang mengandung zat pengatur tumbuh untuk membentuk kalus. Kalus berasal dari potongan organ yang telah steril dalam media yang telah mengadung auksin dan kadangkala sitokinin. Kalus selanjutnya diperbanyak dengan cara kultur kalus ataupun suspensi dan dapat juga menggunakan elisitor dalam fermentor atau bioreactor, contohnya ginseng (Furaya, 1982). 
Senyawa metabolit sekunder melalui kultur jaringan dapat diisolasi dari kalus atau sel. Kandungannya dapat ditingkatkan melalui seleksi bahan tanaman atau jaringan, tingkat pertumbuhan tanaman, pemakaian zat pengatur tumbuh dan prekusor, pemakaian mutagen baik secara fisik maupun kimia serta manipulasi faktor lingkungan. Kalus sebagai bahan senyawa sekunder dan produk lainnya dapat dipacu pembentukan dan pertumbuhannya dengan pemakaian zat pengatur tumbuh 2,4D, NAA, dan sering pula direkombinasikan dengan sitokinin. Adakalanya, kombinasi auksin dengan sitokinin selain slain dapat merangsang proses pembelahan sel juga mempengaruhi kandungan senyawa sekundernya. Hasil penelitian Staba (1976) mendapatkan peningkatan kandungan diosgenin dengan penggunaan 2,4D pada tanaman Dioscarea deltoidea. 
Seleksi in vitro untuk mendaparkan kalus dari tanaman kunyit dan temulawak yang mengandung kurkumin tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan agen seleksi filtrate atau elisitor yang ditambahkan ke dalam media tumbuh. Agen seleksi filtrat adalah jasad renik atau bagaian dari gen-gen jasad renik yang mampu menampung gen asing yang ditumpangkan pada struktur jasad renik tersebut dan ditransplantasikan ke dalam sel-sel yang diharapkan mampu mengubah sifat-sifat sel (Xiaojie et al, 2005). 
Metabolit sekunder memegang peranan penting sebagai system pertahanan terhadap virus (bakteri dan fungi), herbivore (molusca, anthropoda dan vertebrata), tanaman lain (melalui allelopati), sebagai atractan bagi binatang membantu polinasi dan penyerbukan, penyimpanan nitrogen, system transport nitrogen dan proteksi terhadap sinar UV. 
Senyawa metabolit sekunder dari tanaman kunyit dan temulawak berada pada rimpangnya. Salah satu kandungannya metabolit sekunder yaitu kurkumin sebanyak 3-4%. Kurkumoanoid merupakan senyawa fenolik yang bermanfaat untuk mencegah timbulnya infeksi berbagai penyakit. 
Peningkatan kadar kurkumin pada tanaman ini dapat dilakuakn melalui metode bioteknologi yaitu kultur jaringan. Bahan eksplan yang digunakan berasal dari organ tanaman untuk membentuk kalus, yang selanjutnya kalus diperbanyak dengan suspensi. Selain itu, dapat pula digunakan lisitor dalam fermentor atau bioraktor dan menggunakan agen seleksi filtrat.
     

3. Kemukakan gagasan anda, bagaiman idenya suatu senyawa bisa di isolasi dan purifikasi?
Jawaban :

Isolasi adalah salah satu metode dalam memperoleh suatu senyawa di dalam sampel sedangkan pemurnian adalah memisahkan komponen yang dicari dengan komponen-komponen lain yang dapat mengganggu identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitatifnya. Tujuan pemisahan dalam analisis kimia adalah memisahkan komponen yang dicari dengan komponen-komponen lain yang dapat menggangu identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitatifnya.

 

ISOLASI dan PURIFIKASI SENYAWA KAFEIN DARI TEH HITAM ( Camellia sinensis )

Teh Hitam (Black Tea, Theae Nigra Folium, Schwarzer Tee) di dapat dari hasil peragian daun muda Camellia sinensis (L). Teh berasal dari pegunungan sebelah tenggara asia, sekarang dibudidayakan di hampir semua negara di daerah lintang utara antara 30 dan  40. Tergantung dari asalnya teh hasil fermentasi mengandung kafein 1-5%(min 2% menurut Ph.Gall.8) disamping teobromina dan teofilina yang kandunganya sangat kecil. Tanin dan hasil reaksi berwarna gelap (flobafena) dapat mencapai 25% (Stahl, 1985)
Secara umum ada tiga jenis teh yaitu:
  1. Teh yang tidak terfermentasi (Teh Hijau dan teh Putih )
Teh putih terbuat dari tunas dan daun muda yang diuapkan atau dikeringkan untuk meninaktifkan enzim polifenol oksidase. Teh putih dapat mempertahankan katekin dengan konsentrasi tinggi yang terdapat pada daun teh segar. Teh hijau terbuat dari daun teh yang lebih tua daripada teh putih., dengan melayukan, menguapkan dan pengeringan.Walaupun Teh hijau juga kaya akan katekin, tetapi mempunyai profil katekin yang berbeda dengan teh putih ( Santana-Rios, 2001)
  1. Teh semifermentasi ( Teh Oolong)
Dalam preparasinya daun teh “ dirusak atau dimemarkan” untuk mengeluarkan enzim poliphenol oksidase pada daun. Teh oolong  difermentasi dengan waktu yang lebih singkat daripada teh hitam. Akibatnya, kandungan katekin, theaflavin, dan thearubigin mempunyai konsentrasi diantara teh tak terfermentasi dan teh terfementrasi sempurana (Balentine, 2000)
  1. Teh Fermentasi sempurna ( Teh Hitam )
Daun teh menjadi teh hitam akibat proses pengrusakan daun untuk memaksimalkan interaksi antara katekin dan polifenol oksidase. Saat katekin kontak dengan polifenol oksidase, katekin saling bergabung membentuk dimer dan polimer, yang dikenal dengan nama theaflavin dan thearubigins. Proses oksidasi ini dalam industri dikenal denga “fermentasi”. Teh Hitam ini mengalami fermentasai sempurna sebelum mengalami proses pengeringan, akibatnya kebanyakan teh hitam kaya akan theaflavin dan tearubigins, tetapi katekinnya rendah (Lakenbrink, 2000)
Senyawa bioaktif di dalam teh, diantaranya adalah;
1.  Flavonoid
Flavonol merupakan golongan senyawa flavonoid yang paling banyak pada teh. Monomer flavonol yang paling banyak dikenal adalah katekin. Jenis katekin yang terdapat dalam teh antara lain: epikatekin (EC), epigallocatechin (EGC), epikatekin gallat (ECG) dan epigallokatekin gallate (EGCG) ( Balentine, 2000)
2.  Kafein
Semua jenis teh mengandung kafein, kecuali teh yang mengalami proses dekafeinnasi. Di tunas dan daun muda teh terdapat kadar kafein lebih tinggi daripada daun yang tua (Lin YS, 2003).
Komposisi kafein dalam teh dan kopi (Astill,2001; McCusker,2003)
Tipe The
Caffeine (mg/liter)
Caffeine (mg/8 ounces)
Hijau
40-211
9-50
Hitam
177-303
42-72
Coffee, brewed
306-553
72-13
3. Fluor
Tumbuhan teh mengakumualasi fluoride di daun. Secara umum, daun teh yang tua mengandung fluoride lebih banyak (Wong, 2003). Brick Tea, teh kualitas yang rendah, yang terbuat dari daun teh yang tua, mengandung fluoride yang sangat tinggi.  Simptom dental fluorosis ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa di Tibet yang mengkonsumsi Brick Tea (Fung, 1999)
Fluoride yang terkandung dalam teh ( Fung, 1999)
Tipe the
Fluoride (mg/liter)*
Fluoride (mg/8 ounces)
Hijau
1.2-1.7
0.3-0.4
Oolong
0.6-1.0
0.1-0.2
Hitam
1.0-1.9
0.2-0.5
Brick tea
2.2-7.3
0.5-1.7
Dari investigasi proses manufaktur dari salah satu macam teh hitam menyatakan bahwa proses pembuatan teh hitam terdiri dari lima langkah yaitu; whithering, rolling, fermentation, drying, dan sorting (Lin D, 2004).
  1. Whithering.
Setelah daun teh dipanen, daun teh dilayukan dengan menghembuskan udara datasnya.
  1. Rolling
Proses penghancuran daun teh  dapat dilakukan dengan dua cara yaitu CTC ( Crush, Tear, Curl ) dan orthodox. Cara CTC dengan menggunakan mesin, cara ini efektif dan efisien serta dapat menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, sedang rendah. Proses orthodox menggunakan mesin dan tangan (manual). Proses secara manual menghasilkan produk teh berkualitas tinggi.
  1. Fermentation
Daun ini mengalami oksidasi pada temperatur dan kelembapan yang terkontrol. Tingkat oksidasi dapat membedakan kualitas dari teh hitam. Waktu fermentasi sebenarnya sudah dimulai saat proses rolling. Jadi proses diantara rolling dan fermentasi ini sangat penting dalam menentukan kualitas teh
  1. Drying
Pengeringan ini bertujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase sehingga proses oksidasi terhenti
  1. Sorting
Selanjutnya teh disortasi menurut ukuranya ( fragmen utuh, serpihan dan serbuk halus).  Sortasi dapat dilakukan dengan kriteria lain.
Setelah Proses Fermentasi ada perubahan komposisi dan senyawa yang terdapat di dalam teh diantaranya;
  1. Katekin oleh enzim polifenol oksidase mengalami oksidasi menjadi theaflavin dan thearubigin, yang berpengaruh pada aroma, rasa dan warna dari teh hitam ( Mahanta, 1985)
  2. Protein terdegradasi (Mahanta, 1985
  3. Kandungan kafein meningkat (Mahanta, 1985)
  4. Klorofil teroksidasi menjadi senyawa pheophytins (Mahanta, 1985)
  5. Dari hasil oksdasi ditemukan polimer dengan berat molekul tinggi yaitu dibenzotropolones, theadibenzotropolone A, B, C dan Tribenzotropolone, theatribenzotropolone.( Sang, 2004)
  6. Katekin dan metabolit quinon dari katekin menjadi produk yang minoritas ( Tanaka, 2005)
  7. Di dalam teh hitam terdapaat pigmen orange merah yaitu Dehydrotheasinensis dengan struktur1,2 diketon (Tanaka, 2005)
  8. Setelah proses fermentasi, konsentrasi 16 senyawa polisiklik aromatik hydrocarbon (PAHs) menjadi lebih tinggi .(Lin, 2004)
untuk mendeteksi keberadaan kafein digunakan uji kromatografi lapis tipis ( KLT ).   Keuntungan dari sistem KLT antara lain : dengan jumlah zat yang sangat kecil dapat dipisahkan dengan jelas , hasil pemisahan lebih baik dengan batas deteksi lebih rendah , butuh waktu singkat dengan sedikit alat. Langkah untuk melakukan sistem ini cukup dengan menotolkan hasil yang didapat pada lempeng silica GF 254 , kemudian dielusi dengan fase gerak kloroform-etanol (99:1). Pada kromatogram jika dilihat dengan sinar uv pada λ 254 nm maka bercak kofein akan berpendar biru dengan harga Rf sekitar 0,55 – 0,65 (Stahl, 1970 ) . Hasil KLT pada ekstrak kloroform menunjukkan Rf sebesar 0,34, bercak kafein berpendar biru dan sejajar dengan kofein standar.
Pada isolasi ini juga dilakukan KLT preparatif pada ekstrak air, Didapatkan 2 bercak dengan garis memanjang. Bercak tersebut lalu dikerok dan dilarutkan dalam kloroform, lalu ditotolkan pada lempeng KLT silika gel GF 254 dan fase gerak kloroform-etanol (99:1).  Pada plate terdiri dari tiga totolan yaitu dari kiri pembanding, pita bercak paling bawah dan pita bercak paling atas. Didapatkan  Rf dari kiri 0,35; 0,39 ; 0,42. Bercak dengan Rf 0,35 adalah kafein pembanding, Bercak Rf 0,39 adalah senyawa lain (pengotor), dan Bercak dengan Rf 0,42 adalah kafein yang diisolasi dari teh hitam. Jadi dapat disebutkan pada ekstrak air, kafein masih bercampur dengan semnyawa lain dan, kafein benar-benar terpisah pada ekstrak kloroform.

4. Kemukakan bagaiman idenya suatu senyawa bahan alam dapat diketahui alur biosintesisnya?

Jawaban :
        Cara yg digunakan  untuk mengetahui jalur biosintesis pada kultur jaringan adalah :

       Dengan analisis senyawa kompleks sehingga dapat diketahui building block penyusunnya sehingga kita dapat menntukan senyawa apa yg terkandung dalam tumbuhan tersebut dan juga dapat mengetahui senyawa asal dan jalur biosintesisnya.dan Pelabelan dengan radioisotop.

  Alur biosintesis :
Bisa mengubah senyawa awal menjadi senyawa baru yang lebih bermanfaat, metabolit sekunder dapat diumpankan dengan prazat untuk menjadi produk yang lebih cepat, Mengubah senyawa tertentu menjadi senyawa lain untuk menggantikan reaksi

Dan alur biosintesis dapat diketahui melalui pembentukkan molekul alami yang terjadi di dalam sel dari molekul lain yang kurang rumit strukturnya, melalui reaksi endeorganik. Sedangkan jalur biosintetis dapat diartikan sebagai urutan atau proses yang di dalamnya terdiri atas tahap-tahap pembentukkan dari senyawa yang sederhana menjadi senyawa kompleks. Proses biosintesis akan berlangsung sangat kompleks, tergantung dari macam enzim yang tersedia sehingga tumbuhan sejenis yang tumbuh di daerah yang berbeda sangat memungkinkan untuk mempunyai jalur pembentukkan metabolit tertentu yang tidak identik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar